ANAK SWASTA DI KAMPUS NEGERI


Anak swasta di kampus negeri? What’s is it? Begitulah pertanyaan yang muncul ketika orang-orang melihat judul tulisan ini. Sebenarnya definisi swasta di tulisan ini adalah mahasiswa yang masuk ke PTN melalui seleksi mandiri yang diadakan PTN, ataupun melalui ujian masuk bersama Perguruan Tinggi (UMB-PT).

Kenapa disebut anak swasta? Karena mereka (anak swasta) kuliah tanpa  adanya bantuan dana dari pemerintah. Lain cerita dengan mereka (anak negeri) yang masuk perkuliahaan melalui jalur SNMPTN Undangan dan Tulis, dimana mereka (anak negeri) mendapatkan bantuan dana pemerintah. Disini saya menggunakan kata ‘anak swasta’ dan ‘anak negeri’ untuk memudahkan saya dalam menulis artikel ini dan tidak akan membahas tentang ‘anak negeri’.

Banyak dari anak swasta yang perekonomiannya kurang mampu dan anak negeri yang perekonomiannya mampu bahkan berlebih. Begitulah realita yang saya temui di kehidupan sekarang ini karena saya sendiri adalah anak swasta. Memang ada problem dalam kenyataannya, dimana ada hal yang tidak komplemen. Penyebab banyaknya anak swasta adalah kurangnya informasi karena dijaman globalisasi ini banyak info untuk mereka tentang perkuliahaan seperti SNMPTN, bidik misi, dan lainnya melalui media elektronik seperti internet, surat elektronik (email), tv, dan media pendukung lainnya.

Sebenarnya pemerintah tidak mengesampingkan anak swasta dimana ada bantuan dana BBM dari pemerintah yang besarnya ± 300.000/bulan atau 1.800.000/semester. Tapi kucuran dana tersebut membutuhkan waktu dan syarat, yang kalau tidak salah mengharuskan minimal telah menempuh perkuliahaan selama 3 semester. Jika 1 semester saja sudah 6 bulan berarti 3 semester sama dengan 18 bulan atau 1,5 tahun dan menurut saya waktu tersebut cukup lama. Akibat rentang waktu yang cukup lama, menyebabkan banyak dari mereka yang putus di tengah jalan. Padahal mereka adalah bibit-bibit calon pemimpin masa depan yang bisa membawa bangsa kita menjadilebih baik di kemudian hari.

Seharusnya saat calon mahasiswa/i baru melakukan pendaftaran regitrasi ulang. Entah pihak kampus ataupun pemerintah seharusnya kreatif dengan memberikan blangko formulir beasiswa kepada mereka yang memang perlu (kurang mampu), karena pastinya setiap penerimaan mahasiswa baru pihak kampus dari BAAK akan memberikan blangko informasi identitas diri calon mahasiswa dan terdapat data penting sebagai kunci mahasiswa/i tersebut mampu atau tidak, yaitu: pekerjaan orang tua, penghasilan, dan jumlah keluarga ditambah tanggungan.


Sekian tulisan singkat dari saya, dimana dalam penulisan ini tidak bertujuan untuk menyudutkan berbagai pihak tetapi yang saya harapkan adalah perbaikan sistem kerja dan kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang terkait sehingga tujuan dari penulisan ini bisa terwujud. Dan terima kasih kepada para pembaca yang membaca artikel ini.

Comments